
Kamu pernah punya luka kecil, tapi bekasnya malah jadi gede, keras, dan makin lama makin menonjol? Yep, selamat datang di klub penderita keloid. Dulu, saya pikir bekas luka itu bakal pudar sendiri. Ternyata, nggak semua luka bisa dimaafkan begitu aja sama kulit kita.
Saya pertama kali sadar punya bekas luka ini waktu luka bekas tindik telinga kiri tumbuh jadi benjolan yang nggak wajar. Awalnya kecil, terus jadi kayak karet keras. Bahkan sempet dikira tumor sama temen saya. Saya sempat insecure parah—apalagi kalau bekasnya nongol di tempat yang kelihatan.
Nah, dari pengalaman ini, saya mulai eksplorasi cara menghilangkannya, nyobain salep keloid, sampai konsul ke dokter kulit buat cari pengobatan keloid yang benar-benar bekerja. Spoiler: gak semua cara cocok buat semua orang.
Apa Itu Keloid dan Kenapa Bisa Terjadi ke Saya?
Oke, biar nggak bingung, kita bahas dulu dasar-dasarnya.
Keloid adalah jenis bekas luka yang tumbuh berlebihan. Biasanya muncul setelah luka sembuh, tapi jaringan parutnya “overreact” dan terus tumbuh bahkan setelah kulit udah menutup.
Yang bikin sedih, bekas luka ini bisa muncul dari hal-hal sepele kayak:
-
Luka gores kecil
-
Jerawat yang dipencet
-
Tindik
-
Operasi kecil
-
Bahkan gigitan nyamuk (serius, saya punya keloid dari gigitan nyamuk waktu kecil!)
Genetik juga berperan besar. Kalau keluarga kamu gampang bikin keloid, kemungkinan kamu juga bakal ngalamin hal yang sama. Dan lebih sering kejadian ke orang yang kulitnya lebih gelap, termasuk kita-kita yang tinggal di daerah tropis.
Pengalaman Pribadi – Perjalanan Panjang Ngelawan Keloid
Saya punya di tiga tempat: belakang telinga, dada (bekas cacar air), dan satu di bahu kiri karena jatuh dari motor.
Yang pertama saya coba? Salep keloid over-the-counter (OTC). Saya sempat pake salep yang katanya bisa mengempeskannya. Di awal-awal, rasanya menjanjikan. Tapi realitanya? Nggak ada perubahan signifikan. Bekasnya masih keras dan tetap menonjol.
Saya juga pernah pake gel silikon. Banyak yang bilang ini salah satu cara efektif buat ngecilinnya. Setelah 3 bulan pemakaian teratur, saya liat sedikit perbaikan. Nggak hilang sepenuhnya, tapi benjolannya agak lunak dan warnanya pudar dikit. Not bad.
Tapi titik baliknya terjadi waktu saya konsul ke dokter kulit. Saya dapat suntikan kortikosteroid intralesi langsung ke bekas lukanya. Sakit? Iya banget. Tapi hasilnya… worth it! Dalam 3 sesi, keloid yang di telinga udah tinggal bayang-bayang.
Cara Menghilangkan Keloid – Dari Alami Sampai Medis
Kalau kamu juga sedang mencari cara menghilangkan bekas luka ini dia pilihan yang udah saya coba sendiri atau direkomendasikan dokter:
1. Salep Keloid OTC
Contohnya: Mederma, Dermatix, Scargel.
-
Cocok buat yang masih kecil atau baru terbentuk.
-
Efeknya pelan. Harus sabar dan konsisten.
2. Gel Silikon atau Sheet Silikon
-
Dipakai semalaman atau selama beberapa jam per hari.
-
Bantu melembutkan dan mengurangi ukurannya.
3. Suntikan Steroid (Triamcinolone)
-
Ini favorit saya. Dikerjain di klinik kulit.
-
Perlu beberapa sesi, tapi biasanya hasilnya kelihatan cepat.
-
Efek samping: bisa bikin kulit sekitar jadi agak cekung.
4. Laser
-
Lebih cocok buat mengurangi kemerahan dan tekstur.
-
Mahal, dan harus beberapa kali.
5. Cryotherapy (Pembekuan)
-
Dingin banget. Bikin jaringan keloid “mati” dan perlahan luruh.
-
Cocok buat bekas luka kecil.
6. Bedah Keloid
-
Ini tricky. Kalau nggak dibarengi pengobatan lain, bisa balik lagi, bahkan lebih parah!
7. Obat Alami (Belum Terbukti Sepenuhnya)
-
Madu, bawang putih, tea tree oil… Banyak yang bilang efektif, tapi jujur saya gak lihat hasil yang nyata.
-
Tapi untuk luka baru, madu bisa bantu mencegahnya.
Pelajaran Berharga dari Keloid yang Bandel
Kalau ada satu hal yang saya pelajari dari semua ini, adalah: jangan anggap enteng luka sekecil apa pun. Rawat baik-baik, karena mencegah bekas luka jauh lebih gampang daripada ngilangin.
Tips praktis yang bisa saya share:
-
Jangan pencet jerawat, apalagi di dada atau bahu.
-
Luka harus langsung dibersihkan dan ditutup rapi.
-
Hindari sinar matahari langsung ke luka (bisa memperburuk bekas).
-
Kalau udah ada tanda-tanda keloid, mulai pake salep atau silikon sejak awal.
Dan satu lagi: jangan percaya semua iklan di internet. Banyak banget produk “ajaib” yang katanya bisa hilangin bekas luka dalam seminggu. Bohong banget. Keloid itu stubborn. Butuh waktu dan kadang kombinasi pengobatan.
Psikologis vs Keloid – Jangan Biarin Luka Bikin Kamu Malu
Satu hal yang jarang dibahas adalah efek psikologis dari bekas luka keloid. Saya pernah jadi super insecure. Pakai baju yang nutupin, ngindarin foto, bahkan minder kalau ketemu orang baru.
Tapi lama-lama saya belajar untuk nerima dan nggak mendefinisikan saya. Dia cuma bagian kecil dari kulit saya, bukan siapa saya.
Meski saya tetap berusaha menghilangkannya, saya nggak mau bekas luka ini jadi alasan saya nahan diri untuk tampil atau bahagia.
Kesimpulan: Nggak Ada Obat Instan, Tapi Ada Harapan
Kalau kamu baca sampai sini, berarti kamu serius pengen tahu soal cara menghilangkan keloid. Dan saya mau bilang: meskipun bekas luka ini itu bandel, tapi bukan berarti kamu nggak bisa ngapa-ngapain.
Saya pernah frustrasi, nyaris nyerah, tapi akhirnya nemu metode yang cocok. Dan setiap orang beda-beda. Jangan takut untuk coba beberapa opsi sampai nemu yang paling pas buat kamu.
Kalau bisa ke dokter kulit—lakukan. Tapi kalau belum memungkinkan, mulai dari yang bisa kamu kontrol: jaga luka sejak awal, pake produk dengan bukti klinis, dan sabar.
Dan yang terpenting? Jangan biarkan bekas luka menghalangi kamu untuk jadi versi terbaik dari diri kamu. Luka boleh ada, tapi kamu tetap bisa bersinar.
Kalau kamu punya pengalaman soal keloid juga, yuk share! Kita belajar bareng.