Jujur aja, pertama kali saya dengar istilah NPD, saya pikir itu cuma istilah gaul untuk orang yang suka selfie. Narcissistic gitu, kan? Tapi ternyata… saya salah besar.
NPD itu singkatan dari Narcissistic Personality Disorder atau dalam bahasa Indonesia disebut gangguan kepribadian narsistik. Bukan cuma “orang yang suka pujian” ya, ini jauh lebih dalam dan serius. Saya baru benar-benar ngeh setelah mengalami sendiri—atau lebih tepatnya, setelah berhubungan dengan seseorang yang (kemungkinan besar) punya NPD.
Dan serius deh, itu salah satu pengalaman paling melelahkan secara emosional.
Arti NPD: Bukan Sekadar Sombong atau Pede Tinggi
Banyak orang salah kaprah. Dikiranya NPD itu cuma soal orang yang terlalu percaya diri atau suka ngomongin diri sendiri. Padahal kalau udah gangguan kepribadian, levelnya beda. Ini tuh masalah psikologis yang bisa bikin hubungan jadi toksik banget.
Menurut DSM-5 (manual diagnosis kejiwaan), orang dengan NPD biasanya:
-
Merasa diri sangat penting (bahkan kalau nggak ada bukti pendukungnya).
-
Butuh pujian terus-menerus.
-
Nggak punya empati—alias susah banget ngerasain atau peduli sama perasaan orang lain.
-
Merasa punya hak istimewa, seperti harus diperlakukan lebih spesial dari orang lain.
-
Cenderung manipulatif dan suka merendahkan orang lain untuk merasa dirinya lebih baik.
Dan yang paling bikin capek? Mereka biasanya nggak sadar kalau mereka bermasalah. Malah sering bikin orang lain merasa bersalah.
Ciri-ciri Lelaki dengan NPD yang Pernah Saya Temui
Ini bukan generalisasi ya, tapi pengalaman pribadi saya menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang kemungkinan punya NPD.
Awalnya, dia charming banget. Romantis, perhatian, selalu kasih pujian. Saya sampai mikir, “Wah ini cowok ideal banget!”
Tapi semua itu berubah seiring waktu.
Mulai dari:
-
Dia suka banget pamer—tentang kerjaannya, mobilnya, circle pergaulannya.
-
Setiap obrolan pasti balik lagi ke dia. Kalau saya cerita tentang hari yang buruk, dia langsung bales dengan cerita yang lebih “hebat”.
-
Saya pelan-pelan ngerasa invisible. Dia nggak pernah benar-benar dengerin.
-
Kalau dikritik, dia bisa marah besar atau malah nyalahin saya balik.
-
Dia selalu punya alasan kenapa semua yang salah itu bukan salah dia.
Dan anehnya, meskipun dia sering bikin saya down, saya tetap bertahan. Karena setiap dia “balik manis”, rasanya kayak ketagihan. Roller coaster banget.
Itu yang disebut narcissistic abuse cycle. Di mana kamu dibuat merasa spesial, lalu direndahkan, lalu ditarik lagi. Putar terus. Melelahkan tapi susah lepas.
Ciri-ciri Wanita dengan NPD (Dari Cerita Teman Saya)
Teman dekat saya pernah pacaran dengan perempuan yang—lagi-lagi—diduga kuat punya NPD. Dan pola ceritanya… mirip banget.
Perempuan ini:
-
Sangat peduli sama penampilan dan bagaimana orang melihat dia.
-
Sering bikin drama biar jadi pusat perhatian.
-
Gampang banget tersinggung, bahkan kalau niat kita sebenarnya baik.
-
Teman saya sering dimanipulasi dengan rasa bersalah—kayak, “Kamu nggak sayang aku kalau kamu nggak ngelakuin ini…”
-
Nggak pernah minta maaf. Atau kalaupun minta maaf, itu manipulatif.
Lucunya, ke teman-teman atau orang luar, dia bisa sangat manis dan lovable. Tapi di balik layar, toxic-nya luar biasa.
Mental Health: Dampak NPD ke Kesehatan Jiwa Orang Sekitar
Kalau kamu dekat dengan orang yang punya NPD, siap-siap aja… mental kamu bisa terguncang.
Saya pribadi sempat merasa:
-
Ragu sama diri sendiri.
-
Sering mempertanyakan apakah saya “terlalu sensitif”.
-
Kehilangan rasa percaya diri.
-
Jadi anxious hampir setiap waktu.
Dan butuh waktu lama banget buat menyadari bahwa bukan saya yang gila, tapi situasinya yang nggak sehat.
NPD ini emang licik. Karena pelakunya nggak kelihatan “jahat”. Mereka bisa sangat karismatik dan bikin kita ragu untuk keluar dari hubungan yang sebenarnya udah rusak banget.
Cara Mengatasi Jika Berurusan dengan Orang NPD
Oke, ini bagian yang penting banget. Kalau kamu curiga ada orang dekat kamu (pasangan, teman, bos, bahkan keluarga) yang punya tanda-tanda NPD, ini beberapa langkah yang benar-benar saya harap saya tahu lebih awal:
1. Kenali polanya
Jangan buang waktu ngeraguin intuisi kamu. Kalau kamu merasa dikendalikan, dimanipulasi, atau terus-menerus dipermalukan secara halus—catat dan observasi.
2. Buat batasan tegas
Orang dengan NPD suka nge-test batas. Kalau kamu nggak set batasan, mereka akan terus dorong. Sekali kamu bilang “nggak nyaman” dan mereka ngejek kamu—itu sinyal besar.
3. Jangan berharap mereka berubah
Ini keras sih. Tapi kenyataannya, kebanyakan penderita NPD nggak mau atau nggak bisa berubah. Terapi pun sering gagal karena mereka nggak ngaku ada masalah.
4. Pertimbangkan untuk menjauh
Kadang, satu-satunya solusi ya… cut contact. Nggak mudah, tapi bisa menyelamatkan mental kamu.
5. Terapi untuk diri sendiri
Saya akhirnya ikut sesi konseling. Dan itu salah satu keputusan terbaik dalam hidup saya. Karena saya sadar, healing itu bukan soal mereka, tapi soal saya sendiri.
Pelajaran yang Saya Petik dari Menghadapi Orang dengan Narcissistic Personality Disorder
Saya belajar bahwa nggak semua cinta itu sehat. Kadang kita terlalu pengertian sampai lupa menjaga diri sendiri. Dan menghadapi NPD ngajarin saya untuk lebih peka, lebih tegas, dan lebih sayang sama diri sendiri.
Satu kalimat dari terapis saya yang paling nempel:
“Kamu bisa sayang orang lain, tapi jangan sampai kamu kehilangan dirimu sendiri.”
Penutup: Jangan Abaikan Instingmu
Kalau kamu sedang mencari arti NPD atau merasa sedang berurusan dengan orang yang punya gangguan ini, percayalah: kamu nggak sendiri. Dan kamu nggak berlebihan. Situasi ini nyata dan berat. Tapi kamu bisa keluar darinya. Kamu bisa pulih.
Terus edukasi diri, jangan takut cari bantuan, dan yang paling penting—jaga kesehatan mentalmu.
Kalau kamu pernah atau sedang menghadapi situasi serupa, aku dengan senang hati dengar ceritamu di kolom komentar. Siapa tahu kita bisa saling bantu. 
