
Dulu, saya pernah mendengar istilah “Raja Singa” atau sifilis, tapi saya tidak terlalu memperhatikannya. Sampai suatu hari, seorang teman dekat bercerita bahwa dia mengalami gejala aneh setelah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman. Luka kecil di sekitar area genitalnya awalnya dianggap sepele, tetapi lama-kelamaan semakin parah. Saat akhirnya pergi ke dokter, dia didiagnosis dengan sifilis—atau yang sering disebut Penyakit Raja Singa.
Dari cerita itu, saya mulai mencari tahu lebih dalam tentang penyakit ini. Dan jujur, saya kaget karena ternyata penyakit ini masih cukup umum terjadi di Indonesia. Masalahnya, banyak orang tidak sadar telah tertular karena gejalanya bisa muncul dan hilang begitu saja.
Jadi, mari kita kupas tuntas apa itu penyakit Raja Singa, bagaimana penyebarannya, apa saja gejalanya, serta bagaimana cara mencegah dan mengobatinya.
Apa Itu Penyakit Raja Singa (Sifilis)?
Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini berkembang secara bertahap dalam beberapa tahap, dan jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi serius hingga berakibat fatal.
Yang membuat Raja Singa berbahaya adalah kemampuannya untuk bersembunyi. Gejalanya sering dianggap ringan atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Tapi di balik itu, bakteri terus berkembang dan bisa menyerang berbagai organ tubuh, termasuk otak, jantung, dan saraf.
Penyebab dan Cara Penularan Sifilis
Penyakit ini utamanya ditularkan melalui kontak seksual, baik vaginal, anal, maupun oral, dengan seseorang yang sudah terinfeksi. Namun, ada juga beberapa cara lain seseorang bisa tertular, seperti:
- Kontak langsung dengan luka sifilis (biasanya di area kelamin, anus, atau mulut).
- Penularan dari ibu ke bayi saat kehamilan (sifilis kongenital), yang bisa menyebabkan cacat lahir atau bahkan kematian bayi.
- Berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi (terutama di kalangan pengguna narkoba suntik).
- Transfusi darah yang tidak steril, meskipun kasus ini sekarang sangat jarang karena pemeriksaan darah yang ketat.
Hal yang perlu diingat adalah Raja Singa tidak menular melalui kontak biasa seperti berjabat tangan, berbagi makanan, atau duduk di toilet umum.
Tahapan dan Gejala Penyakit Raja Singa
Sifilis berkembang dalam empat tahap, dan setiap tahap memiliki gejala yang berbeda:
1. Tahap Primer (Awal)
- Muncul luka kecil tanpa rasa sakit (chancre) di area genital, anus, atau mulut.
- Luka ini sering tidak disadari karena tidak menimbulkan nyeri.
- Akan hilang sendiri dalam beberapa minggu, tetapi bakteri tetap ada dalam tubuh.
2. Tahap Sekunder
- Ruam kulit di berbagai bagian tubuh, terutama di telapak tangan dan kaki.
- Luka di mulut, alat kelamin, atau ketiak.
- Gejala seperti flu: demam, sakit kepala, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening.
- Rambut rontok dalam jumlah besar.
- Berat badan menurun tanpa alasan jelas.
3. Tahap Laten (Tersembunyi)
- Tidak ada gejala yang terlihat.
- Bisa berlangsung bertahun-tahun tanpa tanda-tanda sakit.
- Bakteri tetap aktif dalam tubuh dan bisa berkembang ke tahap berikutnya.
4. Tahap Tersier (Komplikasi Serius)
Jika tidak diobati, sifilis bisa menyebabkan:
- Kerusakan otak (neurosifilis), demensia, hingga stroke.
- Kebutaan atau gangguan penglihatan permanen.
- Masalah jantung serius yang bisa berakibat fatal.
- Gangguan saraf dan kelumpuhan.
Tahap ini bisa muncul bertahun-tahun setelah infeksi awal. Oleh karena itu, mendeteksi dan mengobati sifilis sejak dini sangat penting.
Bagaimana Cara Mendiagnosis Sifilis?
Kalau kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala-gejala di atas, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan Raja Singa bisa dilakukan dengan beberapa cara:
- Tes darah: Untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum.
- Pemeriksaan cairan luka: Jika ada luka sifilis, dokter bisa mengambil sampel dan memeriksanya di bawah mikroskop.
- Tes cairan tulang belakang: Jika ada dugaan Raja Singa sudah menyerang otak atau sistem saraf.
Pengobatan Sifilis: Apakah Bisa Disembuhkan?
Kabar baiknya, sifilis bisa disembuhkan jika ditangani dengan cepat dan tepat. Pengobatan utamanya adalah:
- Antibiotik penisilin (injeksi), yang sangat efektif membunuh bakteri sifilis.
- Jika alergi terhadap penisilin, dokter bisa meresepkan antibiotik lain seperti doxycycline atau azithromycin.
Namun, perlu diingat:
- Pengobatan tidak bisa memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi akibat sifilis stadium lanjut.
- Jika kamu sudah berada di tahap lanjut, mungkin perlu perawatan tambahan untuk menangani komplikasi.
Setelah menjalani pengobatan, hindari hubungan seksual selama beberapa minggu dan pastikan pasanganmu juga diperiksa untuk mencegah infeksi ulang.
Cara Mencegah Penyakit Raja Singa
Lebih baik mencegah daripada mengobati, terutama karena sifilis bisa berdampak jangka panjang. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
- Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks untuk mengurangi risiko infeksi.
- Hindari berganti-ganti pasangan seks, karena semakin banyak pasangan, semakin besar risiko tertular.
- Lakukan tes PMS secara rutin, terutama jika aktif secara seksual.
- Hindari berbagi jarum suntik, terutama bagi pengguna narkoba suntik.
- Jika sedang hamil, lakukan tes sifilis, karena infeksi ini bisa ditularkan ke bayi.
Kesimpulan
Penyakit Raja Singa atau sifilis bukan hanya penyakit “zaman dulu”—ini masih menjadi masalah serius sampai sekarang. Karena sering muncul tanpa gejala yang jelas, banyak orang tidak sadar telah tertular hingga akhirnya mengalami komplikasi.
Kuncinya adalah kesadaran dan pencegahan. Jika kamu aktif secara seksual, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan rutin dan selalu berhubungan seks dengan aman.
Dan yang terpenting, jika mengalami gejala mencurigakan, segera periksa ke dokter. Jangan sampai menyesal karena terlambat bertindak.
Semoga artikel ini membantu dan menambah wawasan kamu tentang penyakit Raja Singa! Kalau ada pertanyaan atau pengalaman yang ingin dibagikan, yuk diskusi di kolom komentar! 🚑💡